Rabu, 17 Oktober 2012

Haru-Haru

Day by Day


Hari demi hari,
Akhirnya aku sadar aku bukan apa-apa tanpamu,aku bersalah maafkan aku.
Hatiku hancur seperti ombak,hatiku yang terguncang bagai angin,hatiku hilang bagai asap,tak bisa dilepaskan layaknya tatto. Ku hela napas berat layaknya tanah yg akan longsor. Hanya debu yg bertumpuk di pikiranku.
Ku pikir aku tak akan bisa hidup satu haripun tanpamu,tapi entah bagaimana aku berhasil hidup lebih lama dari yg ku duga.

Kau tak menjawab apapun ketika aku meneriakkan "I Miss you". Aku mengharapkan suatu pengharapan,tapi sekarang itu sudah tak berguna.
Ada apa dengan orang yg berada di sampingmu,apakah dia membuatmu menangis? Bisakah kau melihatku,apa kau lupa sepenuhnya?
Aku khawatir,aku merasa gelisah karena tak bisa mendekat ataupun bicara padamu. Aku menghabiskan malam yg panjang sendiri,menghapus pikiranku ribuan kali.

Jangan lihat ke belakang,dan pergilah. Jangan cari aku lagi dan teruslah hidup. Aku tak menyesal mencitaimu,ambil hanya kenangan manis. Aku bisa menanggungnya,aku bisa menahannya. Kau seharusnya bahagia bila kau seperti ini.
Aku menjadi lemah hari demi hari.
Selamat tinggal...

Jika kita bertemu lagi di jalan,bersikaplah bahwa kau tak melihatku dan teruslah berjalan ke arah yg kau tuju.
Jika kau tetap memikirkan kenangan kita,mungkin aku akan mencarimu dengan diam-diam.

Bahagialah dengannya,jadi aku tak akan mendapat pikiran lain. Bahkan penyesalan sekecil apapun tak akan tersisa.

Hiduplah dengan baik,seperti saat kau membuatku merasa cemburu. Kau seharusnya selalu tersenyum seperti itu,seperti tak pernah terjadi apa-apa.

Ku harap hatimu lega. Tolong lupakan aku dan teruslah hidup. Air mata itu akan kering sepenuhnya seiring berjalannya waktu. Rasa sakit ini akan lebih ringan jika kita tak pernah bertemu sebelumya. Berharap kau akan memendam janji kita untuk bersama.

Aku... berdoa untukmu.

Aku menangis, kaulah segalanya untukku. Kaulah hatiku. .

Selamat tinggal. . .